Sabtu, 04 Oktober 2014

Manfaat Sayur dan Buah




Sayuran maupun buah memiliki manfaat yang sangat besar bagi tubuh. Namun, seringkali kita abai mengonsumsi makanan berserat ini karena lebih mementingkan kenikmatan di lidah. Berikut ini merupakan manfaat dari mengkonsumsi buah dan sayur segar, yaitu :

1. Berfungsi sebagai anti oksidan kuat yang melawan pertumbuhan sel kanker dan menangkal radikal bebas. Hal ini merupakan manfaat dari kandungan karoten dari sayur-mayur dan buah-buahan yang berwarna kuning, ungu, merah dan hijau.

2. Kandungan flavonoid di dalam buah dan sayur bermanfaat untuk menghalau zat potensial penyebab kanker. Juga berfungsi sebagai antivirus, antialergi, antiperadangan, antialergi, dll.

3. Asam elagik pada stroberi bermanfaat untuk antikanker.

4. Zat proanthocyanidin pada kranberi berguna untuk menurunkan resiko infeksi saluran kemih

5. Likopen pada tomat berfungsi untuk antioksidan yang menurunkan resiko terkena kanker prostat.

6. Bromelain pada nanas memiliki kegunaan untuk meminimalisir artritis, mencegah bengkak, mengurangi sinusitis, mengurangi nyeri tenggorokan, menurunkan nafsu makan, dll.

7. Bioflavonoid dalam buah tomat memiliki manfaat dalam memperkuat pembuluh kapiler dan mencegah selulit.

Maka dari itu, sering-sering makan sayur dan buah, karena keduanya memberikan manfaat yang besar bagi tubuh, terutama untuk menghalau penyakit-penyakit dari tubuh ini. Jaga kesehatan diri sendiri. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Jumat, 03 Oktober 2014

Karya-karya Pramoedya (2)

Selain Tetralogi yang ditulis Pram pada masa pengasingannya di pulau Buru, beliau juga menulis novel-novel lainnya yang juga sangat layak dan patut dibaca. Tiga di antara sekian puluh novel yang beliau tulis, dan hampir menjadi bacaan wajib penggemar sastra adalah Gadis Pantai dan Arok Dedes. Namun, ada juga novel yang beliau tulis dalam bentuk naskah drama, yaitu Mangir yang mengisahkan mengenai sebuah desa perdikan yang sulit ditaklukan oleh Mataram pada masa itu.



Gadis Pantai
Gadis Pantai merupakan novel yang ditulis oleh Pramoedya berdasarkan kisah neneknya sendiri. Di sini, diceritakan mengenai seorang Gadis Pantai yang menjadi (istilah sekarang) selir dari seorang priyayi yang pada akhirnya mengandung dan melahirkan anak bagi bangsawan tersebut. Namun, karena yang dilahirkannya adalah seorang perempuan, bangsawan tersebut marah dan akhirnya mengembalikan gadis pantai pada keluarganya. Di dalam buku ini, kita akan dihadapkan pada ironi dan kemirisan hidup seorang wanita di zaman dahulu, di mana dengan mudah seorang wanita ibarat menjadi barang yang seenak hati dipilih kemudian bisa dicampakkan sesuka hati. Novel Gadis Pantai sebenarnya terdiri dari 3 novel, tetapi karena suatu hal, pada masa orde baru, kedua novel lainnya dibakar dan dihancurkan.



Arok Dedes
Arok Dedes mengisahkan kembali cerita mengenai zaman singosari akan terbangun. Pram memiliki pikirannya sendiri mengenari Arok Dedes ini. Tidak ada hal mistis di dalam buku ini, seperti di cerita-cerita dalam buku sejarah. Cerita murni soal pemberontakan dan intrik-intrik politik antara Arok (yang diceritakan sangat cerdas dan pintar) yang berusaha merebut kepemimpinan Tunggul Ametung. Ceritanya benar-benar bagus. Kita disuguhi intrik politik dalam kerajaan, serta latar cerita yang terjadi bertahun-tahun lampau itu pun terlihat sangat meyakinkan. Di dalam cerita ini, kita disuguhi berbagai filosofi hidup yang penuh makna.



Mangir
Drama mangir mengisahkan mengenai sebuah desa perdikan yang dipimpin oleh seorang Wanabaya yang berkeras tidak ingin bergabung dengan kerajaan Mataram. Karena hal tersebut, akhirnya sultan Mataram pun mengirimkan telik atau mata-mata yaitu putrinya sendiri untuk merayu Wanabaya dan menggodanya. Sehingga pada akhirnya Wanabaya pun terpikat pada Pambayun. Namun, pada akhirnya, pambayun justru jatuh cinta pada suaminya sendiri.

Berbeda dengan Arok Dedes dan Gadis Pantai, Mangir ditulis berupa teks drama. Dan, sebelum disuguhi teks drama itu, kita akan disuguhi beberapa tokoh dalam drama seperti wanabaya, pambayun, sultan, lalu ada lagi Baru Klinthing yang pintar dan panjang akalnya. Pernah dengar nama Baru Klinthing? Dia yang ada di dalam legenda-legenda, yang dikatakan berbentuk seperti ular.

Tidak lengkap rasanya kalau membaca buku tanpa membaca buku-buku Pram yang sarat makna dan filosofi kehidupan. Mari membaca!

Karya-karya Pramoedya




Kita tentu sudah tidak asing dengan sosok sastrawan Indonesia bernama Pramoedya yang lebih dikenal dengan nama Pramoedya Ananta Toer. Beliau lahir dari seorang Ayah yang bekerja sebagai guru atau juru tulis dan Ibu yang berdagang nasi. Lika-liku kehidupan beliau jalani, pernah diasingkan di pulau Buru, menjadi ketua LEKRA, berseteru dengan sesama sastrawan pun pernah menjadi bagian dari hidup beliau.

Namun, sekalipun banyak sekali aral melintang dan hambatan-hambatan menghadang, terutama dalam masa orde baru, beliau tetap tekun menulis hingga menghasilkan puluhan novel, yang sebagian telah diterjemahkan dalam bahasa asing. Kebanyakan dari buku-bukunya bertema nasionalis dan kebangsaaan, yang membawa pembaca untuk lebih mencintai tanah airnya sendiri. Roman paling terkenal dari buatan beliau adalah tetralogi pulau buru. Berikut adalah karya-karya Pram yang bisa disimak :

1. Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca (Tetralogi Pulau buru)
Keempat novel di atas memiliki tema nasionalisme dan percintaan, di mana tokoh utama yang bernama R.M. Minke (julukan itu merupakan nama pemberian gurunya Meneer Rooseboom karena jengkel akan kebodohannya sewaktu kelas awal saat sekolah di E.L.S.  Namun setelah beranjak dewasa ia menjadi seorang pemikir dan seorang yang terobsesi dengan ilmu pengetahuan dan kemajuan zaman.) yang hidup dalam masa penjajah kolonial pemerintah Belanda. Di mana, pada waktu itu menjadi Belanda merupakan hal paling membanggakan bagi pribumi.


Dalam novel pertama yaitu Bumi Manusia berisi mengenai kondisi pribumi yang begitu terpuruk dalam cengkraman Kolonial. Adanya pergundikan, munculnya kelas-kelas sosial di kalangan masyarakat, serte pengotak-ngotakan rasa-ras yang pada akhirnya menempatkan pribumi pada tempat terendah setelah kaum totok, peranakan, cina dan arab, serta kaum priyayi. Kemerosotan moral pribumi serta penindasan yang semena-mena inilah yang menggugah Minke untuk mulai melawan melalui tulisan-tulisan di surat kabar.


Dalam novel kedua, yaitu Anak Semua bangsa mengisahkan pertemuan langsung Minke yang seorang priyayi yang merupakan siswa HBS Surabaya serta realita di lapangan. Trunodongso, seorang petani yang menolak tanahnya disewakan secara paksa pada perusahaan gula milik kolonial semakin menggugah kesadaran Nasionalnya. 


Pada novel ketika, Jejak Langkah, pribadi Minke semakin matang. Di buku ini, Minke menemukan bentuk perlawanan terhadap kolonialisme, yaitu dengan organisasi dan pers yang membuat pemeriantah kolonial kebakaran jenggot. Setelah itu, pada buku terakhir, yaitu rumah Kaca, merupakan periodisasi pemberantasan pergerakan-pergerakan pribumi oleh pemerintah kolonial. Berbeda dari ketiga buku sebelumnya yang menjadikan Minke sebagai tokoh utama, dalam buku ini, J. Pangemanann, seorang agen kepolisian kolonial yang juga sahabat Minke, ditugaskan untuk memadamkan perlawanan pribumi. Pergolakan batinnya membuat Rumah Kaca begitu sarat pesan moral.

Bersambung....

(diolah dari berbagai sumber)

Kamis, 02 Oktober 2014

Obat jerawat (2)



Jerawat pada dasarnya selalu membuat orang terganggu. Yang paling utama, jerawat sangat mengganggu penampilan wajah. Berbagai cara sering kita lakukan, supaya jerawat-jerawat ini hilang, bahkan sampai facial dan pergi ke dokter yang mahal sekalipun. Berbagai krim atau pembersih, kita gunakan untuk menghilangkan jerawat ini, tetapi kadang berakhir sia-sia. Sebenarnya, selain krim dari dokter, ada juga obat-obatan herbal yang bisa kita gunakan untuk menghilangkan jerawat.


Untuk Bunga Tasbih, haluskan akar atau rimpang segar bunga tasbih secukupnya lalu tempelkan ke bagian yang terkena jerawat. Untuk belimbing wuluh, cuci bersih 6 – 8 butir buah belimbing wuluh lalu tumbuk sampai halus. Campurkan dengan setengah sendok teh garam, dan seperempat gelas air ke dalam hasil tumbukan tersebut dan aduk rata. Oleskan pada wajah yang berjerawat 3 kali sehari.



Selain itu, kita juga bisa menggunakan Lengkuas sebagai bahan untuk mengobati jerawat. Jadi, pertama-tama siapkan lengkuas, temulawak, kencur, daun jinten, asam jawa, pulasari, serta 1 sendok teh adas. Bahan-bahan ini memiliki takaran sendiri-sendiri, yaitu 13 hram lengkuas, 13 gram temulawak, 23 gram kencur, 9 gram daun jinten, 2 jari asam jawa, 1 jari pulasari, dan 1 sendok teh adas. Kesemua bahan direbus dengan 1200 ml air sampai tersisa setengahnya saja. Setelah dingin, airnya disaring lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 200 ml.

Obat jerawat (1)



Jerawat pada dasarnya selalu membuat orang terganggu. Yang paling utama, jerawat sangat mengganggu penampilan wajah. Berbagai cara sering kita lakukan, supaya jerawat-jerawat ini hilang, bahkan sampai facial dan pergi ke dokter yang mahal sekalipun. Berbagai krim atau pembersih, kita gunakan untuk menghilangkan jerawat ini, tetapi kadang berakhir sia-sia. Sebenarnya, selain krim dari dokter, ada juga obat-obatan herbal yang bisa kita gunakan untuk menghilangkan jerawat.

Yang paling familiar adalah bawang merah atau bawang putih, yang bersifat panas – mengeringkan, lalu ada juga kentang dan bengkuang, setelah itu bunga tasbih, bahkan belimbung wuluh yang bisa dipakai untuk ramuan jerawat.



Untuk bawang merah dan bawang putih, kita ambil beberapa siung entah itu bawang merah atau bawang putih, lalu tumbuk halus dan oleskan pada jerawat tersebut. 5 menit kemudian segera bersihkan dengan air. Jangan oleskan merata, karena bawang ini sifatnya mengeringkan. Kemudian, ada juga kentang dan bengkuang. Keduanya diparut sampai halus, lalu dipakai maskeran. Jangan lupa, kulit dibersihkan dulu sebelum dimaskeri dengan masker mentah bengkoang dan kentang.



Rabu, 01 Oktober 2014

Jalan-jalan ke Sragen (2)




Sragen terlihat tenang dan damai. Kabupaten ini memang bisa dibilang kecil dan tidak terlalu ramai. Walau, kalau saat lebaran, bisa dibilang jalan di kabupaten ini akan padat merayap. Tempat wisata di kabupaten Sragen tidak terlalu terkenal dibanding tempat-tempat wisata di sekitar Sragen seperti Solo, Karanganyar, atau Wonogiri. Sebenarnya, ada satu objek wisata yang terkenal, yaitu Sangiran, di mana di sana terdapat Musium purbakala Sangiran, yang berisi banyak peninggalan purbakala.


 Selain Sangiran, sebenarnya ada juga objek wisata lain yang bisa dikunjungi, seperti Gunung Kemukus, Waduk Kedung Ombo, Pemandian Air Panas Bayanan, Kampung Batik Kliwonan. Bahkan, di kabupaten ini sebenarnya ada event budaya tahunan yang diadakan seperto, Larab Langse, Festival Cembeng, Larung Agung, Gethek Joko Tingkir, serta Kejuaraan Nasional Berkuda. Sayangnya, mungkin di antara sekian banyak tempat wisata dan eventnya, hanya sedikit sekali yang pernah didengar.



Sedangkan untuk makanan khas, ada nasi sambal tumpang, soto girin, sate banaran, pecel sragen, Tengkleng, ronde, dan dawet. Sebagian di antara makanan ini tentu pernah kalian nikamti, kan? Sebenarnya, banyak juga jajanan pasar yang unik di kabupaten ini, tetapi... susah kalau mau dijelaskan satu per satu. Sebenarnya, pemerintah kabupaten Sragen sudah menyiapkan ebook panduan wisata Sragen bagi siapa pun yang mau berjalan-jalan ria di sana. Silakan menikmati tempat wisata dan kulineran di Sragen ya. ^^

Jalan-jalan Ke Sragen


Bumi Sukowati, sebutan lain dari kabupaten Sragen. Nama tersebut merupakan nama yang telah digunakan pada masa pemerintahan Kerajaan Surakarta, yang pada akhirnya berubah nama menjadi Sragen. Kabupaten Sragen terletak pada lembah aliran sungai bengawan Solo yang mengalir ke arah timur. Ada pun batasan alam di 2 mata angin lainnya adalah gununga lawu di selatan, utara perbukitan yang merupakan sistem pegunungan Kendeng. Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 208 desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Sragen.

Berdirinya Kabupaten Sragen melalui pengorbanan serta rasa cinta tanah air yang sangat dalam. Bagaimana tidak? Berdirinya kabupaten ini berkaitan dengan sejarah bangsa, ketika penjajah Belanda masih menguasai Indonesia. Jadi, awal mula berdirinya Kabupaten Sragen ini berkaitan dengan pergerakan Pangeran Mangkubumi, yang kelak akan menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang melakukan perlawanan bagi penjajahan kolonial Belanda.

Pangeran Mangkubumi, yang tak lain adalah adik dari Sunan Pakubuwono II yang berasal dari Mataram, sangat benci dengan pemerintah Kolonial Belanda karena menindas dan menjajah rakyat Jawa. Pada masa itu sikap Belanda sangat kejam, rakyat dijadikan budak dan pesuruh tidak diberi gaji dan penghidupan layak. Mereka senantiasa bekerja dan tidak ada waktu sedikit pun untuk beristirahat. Hal inilah yang mendasari kemarahan pangeran Mangkubumi. Beliau pada akhirnya memutuskan untuk mengadakan perang dengan pemerntah kolonial. Peperangan ini dimulai dari tahun 1746 sampai 1757.

Dalam masa-masa peperangan itu, pangeran Mangkubumi mengadakan perjalanan hingga sampai ke tlatah Sukowati. Di sinilah, kelak pangeran Mangkubumi akan dikenal sebagai pangeran Sukowati serta membentuk pemerintahan pemberontakan di sana. Kejadian demi kejadian pun terus bergulir dari tahun ke tahun, hingga akhirnya Sragen pun menjadi sebuah daerah otonom dan memiliki 20 kecamatan.