Kamis, 25 September 2014

Tahu Aci Yang Menggigit dan Teh Poci Yang Pas


Warung makan Tegal, rumah makan Tegal..., sepertinya sudah tidak asing bagi kita untuk mendengar kata “Warteg”. Tentunya hal pertama kali yang muncul dalam pikiran kita mengenai warteg adalah sebuah tempat makan yang menjual berbagai macam masakan rumahan dengan beragam macam lauk, nasi ambil sendiri, dan harganya murah. Tapi, saya tidak akan membahas mengenai warteg-nya, melainkan kotanya sendiri, Tegal.

Sudah lama sekali kita mengenal kalau orang Tegal itu memiliki logat yang unik dan khas. Mereka masih termasuk suku jawa, tetapi logat dan cara mereka berbicara jauh berbeda dari kebanyakan orang jawa yang tinggal di tengah-tengah, apalagi daerah solo atau yogyakarta. Logat mereka benar-benar unik dan khas! Ciri yang benar-benar patut dikagumi. Sebenarnya, tidak hanya orang Tegal saja yang memiliki logat unik ini, melainkan kota-kota atau daerah perbatasan antara jawa tengah dengan jawa Barat, kebanyakan masyarakatnya memang memiliki logat yang unik didenga darn khas untuk diucapkan. Saya sendiri punya kawan dari Tegal, sulit untuk meniru cara bicaranya yang cepat dan terkesan nyablak. Tapi itulah keanekaragaman. Unik, kaya, dan mengesankan.

Yang ingin saya bahas mengenai Tegal adalah makanan dan minuman khas dari sana. Seorang kawan saya sering membawakannya kalau dia pulang dari Tegal, sebesek tahu kuning besar serta seplastik tepung kanji berbau khas. (Kalau ditaruh di dalam mobil, dijamin, baunya pasti nggak enak). Itu tak lain adalah tahu aci bu murni. Waktu pertama kali kawan saya membelikan tahu itu, saya ngerasa aneh dan cenderung tidak suka, apalagi dengan bau acinya (tepung yang agak lengket dan terbuat dari tepung tapioka yang sudah dibumbui). Namun, setelah kawan saya mengajari bagaimana caranya memasukkan aci ke dalam tahu dan menggorengnya hingga keemasan, WOW! Rasanya benar-benar enak!


Tahu acinya terasa gurih dan sedikit garing. Bila dimakan dengan sambal kecap, maka rasanya akan bertambah enak. Selain tahu aci, oleh-oleh lain yang sering dibawakan oleh teman saya dari Tegal adalah teh. Yah..., teh biasa yaitu teh Tang yang jenisnya teh premium yang harus diseduh biasa. Kalau teman bilang sih, jenis teh poci. Lagi-lagi saya sangsi dengan rasa tehnya, terutama karena kelurga saya sudah menyukai satu teh merk tertentu. Yah..., akhirnya agak lama deh sampai saya mencipi teh ini. Wah..., lagi-lagi saya terjebak dengan pemikiran saya sendiri.


Rasa tehnya enak. Ada sepat dan pahitnya sedikit, serta bau wanginya pun menyengat. Teh ini benar-benar cocok dinikmati bersama sepiring tahu aci yang baru saja digoreng. Kalau kalian menginginkan tahu aci, bisa buat sendiri. Ada banyak resepnya bertebaran di mbah google. Namun, kalau punya teman yang domisili di Tegal dan malas membuat sendiri, coba kontak temannya deh dan rayu, supaya kalau balik dari kampung halaman, dibawain satu besek tahu aci sama teh premium. Gak akan nyesel! :))) *tapi ntar uang oleh-olehnya diganti, ya. Kasian yang mbawain kalau nitip oleh-oleh tapi gak dibayar*

Rabu, 24 September 2014

Kepulauan Karimun Jawa



Kepulauan Karimun Jawa terletak di utara pulau Jawa dan berada dalam naungan Kabupaten Jepara. Disebut sebagai kepulauan, karena memang karimun jawa terdiri dari banyak pulau. Terdapat sekitar 27 pulau di kepulauan ini dengan pulau utama sebagai pusatnya. Untuk sampai ke karimun jawa, kita bisa memakai kapal feri yang perjalanannya mencapai 6 jam, atau kapal cepat yang hanya membutuhkan waktu 2 jam perjalanan saja.



Di Karimun Jawa ini terdapat berbagai tempat atau titik penyelaman yang bisa dilihat oleh para wisatawan yang gemar menyelam. Selain itu, ada juga tempat penangkaran ikan hiu di sini, serta taman nasional karimun jawa yang terdiri dari 22 gugusan kepulauan karimun jawa. Tempat ini terbilang sangat elok dan indah. Rugi kalau tidak pernah datang ke sana! Namun, untuk datang ke karimun jawa ini, sebaiknya mempersiapkan beberapa hal, terutama mengenai keberangkatan. Pilihlah waktu di mana cuaca memang benar-benar baik, sehingga keberangkatan maupun kepulangan dari kepulauan karimun jawab tidak terganggu.

Kadang, karena cuaca buruk terutama saat musim hujan, kita bisa terjebak selama berhari-hari di sana hingga tidak bisa pulang. Selain itu, pastikan juga mengenai peralatan dan perbekalan yang akan dibawa ke sana. Sesampainya di Karimun Jawa perhatikan pula kebersihan dan kesopanan. Rata-rata masyarakat yang bermukim di karimum jawa merupakan orang-orang yang memperhatikan norma dalam bertingkah laku.

Keindahan Dataran Tinggi Dieng

Keindahan dataran tinggi Dieng sudah dikenal oleh banyak orang, hingga dataran tersebut pun sering menuai pujian seperti negeri di atas awan atau pun surga tersembunyi. Suasananya yang sejuk dan dingin, dengan hamparan pohon serta perkebunan, membuat tanah tersebut elok dipandang. Ada beberapa tempat wisata di Dieng yang wajib dikunjungi, seperti telaga warna, bukit si kunir, Kawah Sikidang, maupun Candi Arjuna.

 

Telaga Warna, seperti namanya, telaga ini memiliki daya tarik pada bagian warnanya yang bisa berubah-ubah. Suatu ketika warnanya hijau, di lain waktu bisa menjadi kuning, pink, biru, dan warna-warna lainnya. Hal ini dikarenakan kandungan belerang yang cukup tinggi di dalam air telaga tersebut, sehingga saat tertimpa cahaya matahari, air di telaga warna akan terlihat berwarna-warni. Waktu terbaik untuk mengunjungi Telaga Warna adalah pagi hingga siang hari. Di sore hari, kabut kerap kali turun sehingga menghalangi pemandangan indah Telaga Warna. Telaga Warna berlokasi di Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.


Kemudian, ada lagi Bukit Si Kunir. Tempat ini merupakan tempat yang paling bagus untuk melihat sunrise. Para pendatang bisa trekking di jalan setapak berbatu untuk mencapai puncak bukti si kunir. Namun, untuk mencapai ke atas, sebaiknya waspada dan hati-hati. Selain udaranya yang dingin menggigit, yaitu antara 10 – 15 derajat celcius, di sisi kiri jalan terdapat jurang yang dalam. Disarankan, untuk memakai jasa pemandu saat pendakian. Namun, percayalah, usai sampai di puncak bukit dan melihat sunrise semua kelelahan dalam pendakian bisa terbayarkan.


Lalu ada juga Kawah Sikidang di mana ini merupakan kawah vulkanik yang masih aktif. Pengunjung harus hati-hati saat berjalan di sekitaran tanah tandus di sana karena terdapat lubang bekas kawah yang ada di mana-mana dan berisi air mendidih. Berbahaya sekali jika tanah seperti ini terinjak hingga membuat kita jatuh terperosok ke dalam sana. Dan di ujung kompleks, sebuah kolam besar dengan air yang bercampur lumpur abu-abu terus menggelegak dan mengepulkan asap putih. Sebuah pagar bambu dibangun untuk menjadi pengaman. Bau belerang tajam menyengat. Indah, namun berbahaya. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan Kawah Sikidang.

Selasa, 23 September 2014

Kampung Seni Lerep


Kampung Seni Lerep merupakan komunitas budaya yang berada di desa lerep, sebuah desa berhawa sejuk di lereng Gunung Ungaran. Dengan luas 10.000 m2, kampung seni ini pertama kali digagas dan direalisasikan oleh Handoko sejak tahun 2006. Seorang pecinta seni dengan keahlian artefak-artefak seperti: kayu, keramik, furniture Jawa dan China, serta batik pesisiran Jawa dan seni rupa modern dan kontemporer Indonesia yang asli Semarang.

 Pembentukan kampung seni ini bukan hanya untuk memperkenalkan atau menjaga budaya, atau pun memaknai seni sebagai warisan budaya. Lebih dari itu, kampung seni ini tercipta untuk bisa menjadi tempat menyemai berbagai buah pikiran hingga memaknai sebuah proses kerja budaya sebagai ‘human intellectual work’.


Banyak fasilitas yang bisa dinikmati dalam Kampung Seni Lerep, antara lain Joglo Indrakila, Joglo Ondrowina, Griya Gladi dan Teater Terbuka. Joglo Indrakila adalah bangunan utama yang ada di Kampung Seni Lerep. Luas bangunan Joglo Indrakila yaitu 400 meter persegi. Di dalam bangunan setinggi dua lantai tersebut, dipamerkan aneka barang hasil seni. Kemudian ada Griya Gladi yang merupakan wilayah yang terdiri dari tiga bangunan kecil. Masing-masing bangunan memiliki luas 20 meter persegi. Di dalam Griya Gladi inilah para artis seni biasanya menumpahkan jiwanya dalam sebuah karya.

Lalu, ada juga Teater Terbuka, tempat pertunjukan seni dipentaskan. Di atas lahan seluas 150 meter persegi, Teater Terbuka dijadikan sebagai tempat pentas seni, baik pertunjukkan modern maupun tradisional.

Curug Lawe


Banyak terdapat air terjun di sekitar Gunung Ungaran, salah satunya adalah Curug Lawe. Curug ini berada di sebelah utara anak-anak Gunung Ungaran dan menjadi hulu Kali Banjir Kanal Barat atau Kali Garang di kota Semarang. Dinamakan Curug Lawe karena konon jumlah air terjun yang ada, baik dari yang besar hingga yang terkecil berjumlah 25 buah (yang dalam bahasa jawanya Selawe).

Curug Lawe ini terletak di desa Kalisidi, Kabupaten Semarang. Perjalanan menuju ke Curug Lawe cukup mudah. Sambil menyusuri jalan Raya Gunungpati, kita bisa mencari petunjuk arah menuju ke Curug Lawe yang kemudian mengantarkan menuju Desa Kalisidi. Dari jalan raya, dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai pintu masuk air terjun. Di pintu masuk, kita hanya perlu membayar retribusi sebesar Rp 4.000/orang.

Jalur menuju curug cukup jauh, memakan waktu dari 1 – 1,5 jam perjalanan. Jalur yang dilewati pun bervariasi, mulai dari aliran sungai hingga menyeberang sungai. Jalan pertama yang kita lewati adalah jalan saluran air. Jalur ini cukup menyenangkan, karena kita bisa menikmati aliran air sungai dan pemandangan hijaunya hutan. Selain itu, kita juga bisa berfoto di jembatan kayu yang memiliki pemandangan yang sanga bagus. Sesampainya di bangunan tempat pengaturan debit air, kita akan masuk ke jalur kedua.

Setelah jalur aliran air, kita akan melewati jalan setapak. Akan ada petunjuk arah yang membantu kita dalam menyusuri jalan. Kemudian, nantinya akan ada jalan bercabang yang terbagi menjadi dua. Yang pertama menuju Curug Benowo, dan yang kedua menuju ke Curug Lawe. Kalian bisa memilih yang mana saja, entah itu curug benowo atau Curug Lawe. Kalau memilih curug benowo dulu, kita bisa langsung menuju ke curug lawe tanpa kembali ke jalur percabangan.


Pemandangan Curug Lawe sangat indah, disertai debit air jatuh yang cukup deras. Curug Lawe berada dalam tebing yang melingkar. Dibandingkan dengan Curug Benowo, pemandangan Curug Lawe lebih eksotik. Seakan-akan memberikan pesona pada pandangan Anda. Keindahan alam di sana setimpal dengan rasa lelah yang Anda dapatkan sewaktu berjalan kaki menuju curug tersebut.

Senin, 22 September 2014

Menjaga Kesehatan Si Kucing

Sering kali kita mendengar kucing selalu disalahkan akibat kemandulan seseorang, terutama karena hewan ini bisa menjadi pembawa virus toxoplasma yang menempel pada fesesnya. Selain itu, kucing juga sering disalahkan karena bulu-bulunya yang bisa menyebabkan asma. Padahal, kalau kita mau belajar lebih jauh, tidak hanya kucing yang bisa menjadi pembawa penyakit.

Hewan peliharaan lainnya, maupun hewan liar di sekitar kita bisa menjadi pembawa penyakit untuk diri kita sendiri. Toxoplasma misalnya. Virus tersebut tidak hanya diidap oleh kucing, melainkan juga sapi bahkan ada pada tanaman. Bila kita senang makan daging setengah matang maupun sering makan sayuran yang kurang bersih, maka waspadalah, kita pun rawan terkena virus tersebut.



Pertama-tama, untuk menjaga kesehatan si kucing, pastikan agar litter box atau tempat penampung pup si kucing bersih setiap hari. Jangan biarkan ada kotoran menggumpal di sana karena si kucing pasti akan pup di sembarang tempat. Kemudian, pastikan makanan si kucing pun matang. Jaga dia jangan sampai makan hewan sembarangan, seperti cecak, tikus, atau apa punlah, karena daging mentah terkadang bisa menjadi pembawa virus toxo. Rebus atau goreng ikannya sampai benar-benar matang pada si kucing, atau berikan si kucing makanan dari pet shop.

Setelah itu, vaksinasi si kucing dengan vaksin rabies atau juga vaksin lainnya, supaya hewan peliharaan kita tidak menularkan penyakit berbahaya untuk keluarga kita. Bisa juga mensterilkan si kucing supaya anda tidak kerepotan merawat kitten-kitten (maksudnya anak-anak kucing) secara terus-menerus. O, ya, sterilisasi, selain untuk mengendalikan jumlah populasi kucing di rumah anda, juga bermanfaat supaya anda tidak terganggu dengan kucing yang sedang birahi. Jika anda punya kucing betina atau jantan, dan mereka dalam masa birahi, maka siap-siap saja mendengar suara berisik kucing-kucing itu sehari semalam sampai mereka kawin. Selama belum dikawinkan, kucing-kucing itu tidak akan berhenti mengeong dan mengganggu seisi rumah.

Dengan merawat dan memperhatikan kesehatan si kucing, maka kita pun sama saja menjaga kesehatan bagi keluarga kita sendiri ^_^

Persiapan Merawat Kucing



Suatu ketika saat melihat hewan-hewan lucu di pet shop, Anda melihat beberapa ekor hewan yang menarik perhatian hingga tertarik untuk membelinya? Atau.... ketika berjalan-jalan di sekitar kompleks perumahan, menemukan anak kucing kecil yang menyedihkan hingga timbul rasa untuk memeliharanya? Sebelum memelihara kucing-kucing tersebut, ingatlah satu hal. Pastikan anda sabar dan telaten dalam merawat mereka. Karena percayalah, tanpa kesabaran dan ketelatenan, bukannya mendapat penghiburan dari hewan-hewan itu, anda malah akan dibuat marah dan jengkel karena kucing-kucing itu merepotkan anda.

Yah..., kucing itu memang hewan yang menggemaskan sekaligus menjengkelkan. Ada komentar menggelikan yang kata-katanya kira-kira begini, ‘kalau kita memelihara kucing, kita tidak akan tahu siapa yang jadi majikan, siapa yang jadi peliharaan’. Hal ini tak lain dan tak bukan karena memang kucing membutuhkan perhatian dan menutut kesabaran kita banyak-banyak.

Saat pertama kali memelihara kucing, pastikan anda sudah memiliki tempat untuk pup si kucing yang biasa dinamai litter box beserta pasirnya, yang bisa pasir kucing sekali pakai atau pasir kucing yang bisa dicuci dan dipakai ulang. Entah itu pasir kucing sekali pakai atau yang bisa bisa dicuci, pastikan kalau setiap hari tidak ada kotoran yang menggumpal di wadah pup si kucing. Hal ini untuk mencegah agar kucing tersebut tidak pup atau kencing di sembarang tempat. Kucing itu hewan yang suka kebersihan, kalau tempat pupnya kotor, dia biasanya cari tempat pup lainnya.


Melatih si kucing untuk pup di tempatnya pun tidak mudah. Saya harus mengajari si anak kucing untuk pup di litter box berkali-kali sampai mereka paham, kalau itu memang tempat untuk pup dan kencing. Kalau kucing dewasa, lebih mudah lagi. Dulu, cara saya termasuk sederhana. Sebelumnya, kucing saya pernah pup sembarangan, sehingga akhirnya saya membawa sebagian pupnya (yang saya ambil dengan sekop khusus) dan saya taruh di litter box. Si kucing akan mengendusnya sendiri sebelum akhirnya paham, kalau di sanalah dia bisa pup dan kencing.

Setelah beres tempat pup, mari kita bicarakan makanan. Untuk kucing luar, biasanya makanan mereka makanan khusus yah semacam royal canin atau makanan-makanan lain yang dijual di pet shop dengan harga bervariasi. Untuk kucing kampung, biasanya lebih muda lagi perawatannya. Dia mau-mau saja dikasih makan nasi yang dicampur dengan ikan rebus. (Ingat, pastikan makanan kucing-kucing anda dalam keadaan matang, supaya dia sehat). Kadang-kadang diberi makanan kucing seperti royal canin, tak apa, hanya untuk selingan saja. Kalau keseringan malah bikin kantong kering. :D



Setelah memastikan tempat pup, makanannya, sekarang tempat tinggalnya. Kita bisa menyiapkan kandang khusus bagi si kucing. Namun, kalau tidak mau repot, kita bisa menempatkan si kucing di suatu area rumah kita. (Kalau kucing kampung sih, tidak masalah dibiarkan di luar). Di sana, siapkan tempatnya supaya bisa tidur atau pun makan dan minum. Jangan lupa mainannya. Kucing pun doyan main, lho.

Kemudian, untuk kesehatannya, bawa si kucing ke dokter hewan untuk mendapat vaksinasi atau sterilisasi pula. Kucing apa pun, entah itu peranakan atau kampung, selama dia dirawat dengan baik, hasilnya pun akan bagus. Dan kucing sebagus apa pun, jika perawatannya jelek, tetap saja akan si kucing bisa sakit. Karena itu, sabar dan telatenlah dalam merawat si kucing. Anggap saja seperti punya momongan yang bisa nyakar dan nggigit. :)))